Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ciri Ciri Masyarakat Feudal Di Jepun Abad Ke 16-17

Ciri Ciri Masyarakat Feudal Di Jepun Abad Ke 16-17

Apabila kita bercakap mengenai Jepun pada abad ke-16 dan ke-17, sudah pasti yang terlintas dalam fikiran kita adalah masyarakat feudal. Perkara ini tidaklah mengejutkan kerana seperti yang kita tahu, Jepun adalah salah satu daripada negara feudal yang terkenal di dunia. Di dalam blog post ini, kita akan membincangkan secara terperinci mengenai ciri-ciri masyarakat feudal di Jepun pada abad ke-16 dan ke-17.

Sekiranya kita ingin membincangkan mengenai masyarakat feudal Jepun pada abad ke-16 dan ke-17, salah satu perkara penting yang perlu diperhatikan ialah keistimewaan dokuganryu. Dokuganryu merupakan sejenis keistimewaan di mana rakyat boleh memilih untuk menjadi pengikut ataupun menjalankan bisnes tanpa melibatkan diri dengan Daimyo. Walaupun dianggap sebagai keistimewaan, tetapi terdapat beberapa masalah yang timbul seperti kekurangan kewangan kerana dokuganryu memerlukan kos yang tinggi untuk menjain aktiviti perdagangan.

Apabila kita menyentuh mengenai masyarakat feudal Jepun pada abad ke-16 dan ke-17, ia adalah berkaitan dengan hak milik. Hak milik dilihat sebagai satu topik yang tidak boleh dilepaskan. Masyarakat feudal Jepun merupakan sistem hierarki yang menyukarkan orang miskin untuk memperoleh hartanah kerana ia amat bergantung pada kebolehan seorang individu. Orang yang mempunyai hubungan sangat kuat dengan Daimyo dipastikan akan mendapat keutamaan untuk memperoleh harta.

Sebagai kesimpulan, masyarakat feudal Jepun pada abad ke-16 dan ke-17 amat berkaitan dengan dokuganryu dan hak milik. Walaupun terdapat beberapa masalah dalam dokuganryu, ia tetap menjadi keistimewaan yang dicari ramai di kalangan orang ramai. Bagi hak milik pula, ia terus menjadi sebuah lagi isu yang tidak boleh diabaikan kerana ianya memberikan perbezaan kepada siapa yang menjadi pemerintah pada masa tersebut.

Ciri Ciri Masyarakat Feudal Di Jepun Abad Ke 16-17
"Ciri Ciri Masyarakat Feudal Di Jepun Abad Ke 16-17" ~ bbaz

Ciri Ciri Masyarakat Feudal Di Jepun Abad Ke 16-17

Struktur Politik Yang Berpusat Pada Keluarga

Sepanjang abad ke-16 dan ke-17, Jepang dijajah oleh sistem politik yang dikenal sebagai 'feodalisme'. Salah satu ciri utama dari masyarakat feodal ini adalah struktur politik yang berpusat pada keluarga. Sebagai contoh, pada saat itu, kaum bangsawan memiliki kekuatan politik yang sangat besar dan didukung oleh para samurai yang setia.

Struktur

Dominasi Para Daimyo

Selain struktur politik yang berpusat pada keluarga, masyarakat feodal Jepang juga dikenal dengan dominasi para daimyo (penguasa wilayah). Di Jepang abad ke-16 dan 17, ada sekitar 200 daimyo yang saling menguasai wilayah-wilayah tertentu di Jepang. Mereka membangun istana, membentuk pasukan, dan mengumpulkan pajak dari rakyat mereka. Dominasi para daimyo tersebut menjadi salah satu ciri khas masyarakat feodal Jepang pada masa itu.

Daimyo

Hirarki Kelas Yang Kuat

Kelas sosial yang kuat juga menjadi ciri khas masyarakat feodal di Jepang abad ke-16 dan 17. Pada waktu itu, masyarakat terbagi menjadi empat kelas sosial utama: samurai, riakusha (petani), chonin (pedagang), dan burakumin (klan rendah). Samurai adalah anggota kelas aristokrasi yang tinggi, sedangkan riakusha adalah kelompok terbesar dari masyarakat. Chonin atau pedagang mendukung market ekonomi yang berkembang pesat pada masa itu.

Kelas

Ekonomi Yang Didasarkan Pada Pertanian

Sektor pertanian merupakan sektor utama dalam perekonomian Jepang abad ke-16 dan 17. Mayoritas penduduk pada waktu itu hidup dari bertani dan pembuatan kebun. Produk pertanian seperti beras dan teh diperdagangkan secara luas, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Budidaya ikan dan perikanan juga menjadi mata pencaharian penting dalam ekonomi masyarakat feodal Jepang.

Pertanian

Seni, Sastra, Dan Budaya Dapat Diandalkan

Periode feodal Jepang juga merupakan masa untuk perkembangan seni dan sastra Jepang. Sejumlah contoh terbaik termasuk karya-karya seperti Tale of Genji, drama Noh, dan ukiyo-e (gaya gambar pada kain sutera). Karya-karya ini menunjukkan kemajuan intelektual dan seni pada periode ini. Kesusastraan Jepang abad ke-16 diwarnai oleh supremasi Shakespeare, adalah Dekat dari Amerika Kolonial dan Jerman Barat Deutsche Welle menyelenggarakan acara panggung dengan judul Shakespeare Jepang - Sanbaso.

Seni

Dikekang Oleh Kode Etik Kastil

Pada akhir abad ke-16, kode etik kastil atau bushido mulai menjadi populer di kalangan samurai dan meningkat menjadi seiring pendirian Tokugawa Shogunate. Bushido menekankan ketangguhan dalam menjalankan kehidupan, serta mengembangkan keahlian militer dan menggunakan teknologi yang canggih untuk mempertahankan keseimbangan di antara wilayah mereka yang terpisah-pisah.

Bushido

Pembatasan Hukum Dan Kode Prilaku

Ketika Jepang memasuki periode unifikasi di bawah pimpinan Tokugawa Ieyasu pada akhir abad ke-16, keselarasan dan ketertiban yang membentuk dasar bagi feodalisme Jepang menjadi lebih teratur dan disiplin. Hal ini dimobilisasi melalui penggunaan kebijakan moral, sosial dan politik pada waktu itu. Beberapa diantara nya seperti hukuman kejam bagi orang yang bertindak kriminal, dan belum bersih dari bekas barat seperti aborsi yang dibatasi.

Hukuman

Sutil dalam Metodenya

Tokugawa bakufu merupakan pemerintahan kesatuan pertama di Jepang yang memiliki wewenang tertinggi pada waktu itu. Ia menggunakan teknik kolonialisme dari barat dengan bersikap lembut kepada wilayah yang sudah dikuasainya. Teknik kolonialisme ini disebut dengan nama sutil, dan membuat kerajaan Jepang tidak mengasi korban perang.

Tokugawa

Pembiayaan Dagang Kita

Selama periode yang penuh persaingan tersebut, masyarakat feodal Jepang juga berperan aktif dalam perdagangan dengan negara-negara Barat dan Asia. Sejumlah perdagangan penting seperti mesin gun dan sepeda asal Negara Eropa, mereka harus membiayainya dengan upah tenaga yang mereka miliki, hal ini membantu mendorong perkembangan ekonomi negeri karena mendapat keuntungan lebih dengan perdagangan konsumen asing

Dagang

Perubahan Terjadi Di Jepang

Perubahan besar-besaran terjadi di Jepang pada akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17. Meskipun masyarakat feodal masih mempertahankan kekuasaannya, namun perlahan masyarakat mulai beralih ke suatu periode Miji yang lebih modern. Salah satu tanda-tanda awal ini adalah datangnya kapal-kapal luar negeri ke Jepang, merusak situasi diplomasi, serta perubahan yang terjadi pada budaya dan ekonomi masyarakat.

Perubahan

Ciri Ciri Masyarakat Feudal Di Jepun Abad Ke 16-17

Ciri

Ciri Ciri Masyarakat Feudal Di Jepun Abad Ke 16-17

Masyarakat Feudal di Jepun pada abad ke-16 hingga ke-17 merupakan sebuah sistem sosial yang sangat kompleks. Terdapat beberapa ciri khas dalam masyarakat feudal Jepun tersebut yang masih memengaruhi budaya dan tradisi Jepun hingga saat ini. Beberapa ciri khas tersebut meliputi:

  • Adanya pemilikan tanah oleh para samurai dan daimyo sebagai bentuk pengakuan dan prestise
  • Sistem sosial hierarkis dimana kelas bangsawan, petani, pedagang, dan buruh memiliki tingkatan yang jelas
  • Adat istiadat harian yang ketat, baik dalam hal berpakaian, bahasa, maupun sikap sopan santun
  • Adanya kode etik atau Bushido bagi para samurai, yang menekankan pada kesetiaan, keberanian, dan hormat kepada atasan

Tentunya, ciri-ciri masyarakat feudal Jepun pada masa itu memiliki pengaruh besar pada perkembangan sejarah dan budaya Jepang, terutama selama zaman Edo dan Meiji.

Ciri Ciri Masyarakat Feudal Di Jepun Abad Ke 16-17: Pengalaman Pribadi

Selama kunjungan saya ke Jepun, saya merasakan bagaimana ciri-ciri masyarakat feudal masih terasa kuat pada beberapa aspek di negara tersebut. Salah satu contohnya adalah ketika saya mengunjungi Kuil Fushimi Inari di Kyoto, dimana adat istiadat sopan santun sangat ditekankan. Saat berjalan melalui torii-torii yang indah, saya juga memperhatikan bagaimana pakaian dan sikap para turis dan penduduk setempat sangatlah pantas dan sopan sesuai dengan adat Jepang.

Terdapat juga beberapa tempat bersejarah seperti Istana Nijo di Kyoto yang menunjukkan tren pemilikan tanah oleh daimyo dan samurai pada masa lalu. Selain itu, filosofi Bushido juga terlihat dalam banyak produk dan seni tradisional yang dipamerkan di toko suvenir dan museum di Jepun.

Secara keseluruhan, meski sejarah Jepun telah bergeser maju ke arah modern, tapi pengaruh dari ciri-ciri masyarakat feudal Jepun abad ke-16 hingga ke-17 tetap terasa kuat dalam budaya dan tradisi yang ada saat ini.

Apakah itu Masyarakat Feudal Di Jepun Abad Ke 16-17? Adakah ciri-ciri mereka yang membezakan mereka dari masyarakat lain? Dalam blog post ini, kita akan mengenal pasti beberapa ciri-ciri utama yang digunakan untuk menggambarkan masyarakat feudal di Jepun pada abad ke-16 dan ke-17.

Ciri-Ciri Masyarakat Feudal Di Jepun Abad Ke 16-17

1. Hierarchy Sosial

Masyarakat feudal Jepun pada abad ke-16 dan ke-17 dicirikan oleh hierarki sosial yang ketat. Kekuasaan dan kedudukan dalam masyarakat ditentukan oleh kedudukan kelahiran dan pekerjaan seseorang. Kumpulan yang berkuasa seperti samurai dan daimyo menikmati kedudukan yang lebih tinggi dalam hierarki sosial.

2. Penerapan Kode Bushido

Salah satu ciri-ciri utama masyarakat feudal Jepun adalah penerapan kode bushido. Kode ini merupakan satu set nilai dan etika moral yang dipegang teguh oleh samurai dan orang-orang berpendidikan tinggi. Nilai tersebut termasuk keberanian, kesetiaan, dan kesusilaan.

3. Budaya Kebudayaan

Masyarakat feudal Jepun juga dikenali dengan kebudayaan mereka yang unik dan berkembang pesat. Seni tradisional seperti seni ukir kayu, seni teater Noh, dan seni bela diri seperti kendo menjadi penting dalam budaya masyarakat feudal Jepun.

4. Ketergantungan Pada Pertanian

Pertanian merupakan sektor utama dalam ekonomi masyarakat feudal Jepun. Banyak keluarga petani bergantung pada hasil pertanian untuk menyara hidup mereka. Masyarakat feudal Jepun menghasilkan beras yang berkualiti tinggi, dan eksport beras merupakan sumber utama pendapatan bagi kerajaan.

Kesimpulan Ciri-Ciri Masyarakat Feudal Di Jepun Abad Ke 16-17

Secara keseluruhan, ciri-ciri masyarakat feudal di Jepun pada abad ke-16 dan ke-17 dicirikan oleh hierarki sosial yang ketat, penerapan kode bushido, budaya kebudayaan yang unik, dan ketergantungan pada sektor pertanian. Ciri-ciri ini memainkan peranan penting dalam pembentukan masyarakat Jepun moden dan memberikan satu pandangan tentang sejarah dan budaya mereka.

Posting Komentar untuk "Ciri Ciri Masyarakat Feudal Di Jepun Abad Ke 16-17"